Rahasia Quran Surat Al-Kahfi

πŸ’πŸ‘πŸΏπŸ’πŸ‘πŸΏπŸ’πŸ‘πŸΏ
Surat al-Kahfi adalah salah satu surat yang sunnah dibaca setiap malam jumat atau hari Jumat. Namun, pernahkah  bertanya-tanya mengapa Nabi Muhammad SAW meminta umat islam untuk membaca Surat Al-Kahfi setiap malam jumat atau hari Jumat?


Fadhilahnya kita akan diberi cahaya smp hari jumat berikutnya.

Surah ini memiliki empat cerita di dalamnya. Penasaran bagaimana rahasia yang ada di surah al kahfi? Mari kita telusuri pelajaran apa yang dapat dipelajari dari surat al-kahfi:

1. Pemuda Gua
Di dalam surat al kahfi dikisahkan bebrapa pria muda yang tinggal di sebuah kota kafir, sehingga mereka memutuskan untuk hijrah demi menyelamatkan agama Allah dan melarikan diri. Allah memberikan penghargaan kepada mereka dengan belas kasihan-Nya. Mereka sembunyi di dalam sebuah gua. Mereka tidur di dalam gua selama 309 tahun. Saat mereka bangun dari tidurnya, mereka menemukan seluruh desa dalam keadaan beriman.

“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa:
“Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (QS. Al-Kahfi: 10)
“Lalu Kami tidurkan mereka dengan nyenyak dalam gua itu, bertahun-tahun, yang banyak bilangannya”.(QS. Al-Kahfi: 11)

“Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya), untuk Kami menguji; siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang lamanya mereka hidup (dalam gua itu)”. (QS. Al-Kahfi: 12)

“Kami ceritakan kepadamu (Wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada tuhan mereka, dan Kami tambahi mereka dengan hidayah dan petunjuk”. (QS. Al-Kahfi: 13)

“Dan Kami kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan keberanian), semasa mereka bangun (menegaskan tauhid) lalu berkata: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”. (QS. Al-Kahfi: 14)

“(Mereka berkata pula sesama sendiri): “Kaum kita itu, menyembah beberapa tuhan yang lain dari Allah; sepatutnya mereka mengemukakan keterangan yang nyata yang membuktikan ketuhanan makhluk-makhluk yang mereka sembah itu?(Tetapi mereka tidak dapat berbuat demikian); Maka tidak ada yang lebih zalim dari orang-orang yang berdusta terhadap Allah. (QS. Al-Kahfi: 15)

“Dan oleh karena kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah yang lain dari Allah, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari RahmatNya kepada kamu, dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk urusan kamu dengan memberikan bantuan yang berguna”. (QS. Al-Kahfi: 16)

“Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, condong ke kanan dari gua mereka; dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam satu tempat yang luas di gua. Itulah tanda-tanda kekuasaan Allah. Barangsiapa diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan barangsiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak akan memperoleh seorang penolong pun yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya”. (QS.Al-Kahfi: 17)

Dari kisah pemuda yang ada di gua itu, dapat kita ambil pelajaran tentang ujian keimanan dari Allah SWT.

2. Pemilik Dua Kebun
Dalam surat al kahfi terdapat juga sebuah cerita tentang seorang pria yang Allah dikaruniai dua taman-taman indah, tapi orang itu lupa bersyukur kepada Allah SWT, bahkan ia berani meragukan Allah tentang akhirat. Karena sikap sombongnya tersebut, Allah menghancurkan kebun-kebun milknya. Ia menyesal, namun sudah terlambat dan penyesalannya itu tidak menguntungkan dirinya.

“Dan berikanlah (Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, yang seorang (yang kafir) Kami beri dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. (QS. Al Kahfi: 32)
“ Kedua kebun itu menghasilkan buahnya, dan tidak berkurang buahnya sedikit pun, dan di celah-celah kedua kebun itu Kami alirkan sungai.” (QS. Al Kahfi: 33)
“ Dan dia memiliki kekayaan besar, maka dia berkata kepada kawannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap dengan dia, “Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat.” (QS. Al Kahfi: 34)
“ Dan dia memasuki kebunnya dengan sikap merugikan dirinya sendiri; dia berkata, “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya.” (QS. Al Kahfi: 35)
“ Dan aku kira hari kiamat itu tidak akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada ini.” (QS. Al Kahfi: 36)

Hikmah dari cerita tersebut tentang ujian kekayaan. Allah memberikan harta atau kekayaan itu sebagi ujian kepada hamba-Nya, apakah ia masih mengingat Allah dataukah tidak.

3. Nabi Musa dan Khidr
Ketika Nabi Musa AS diminta Allah untuk menjawab “siapa yang paling luas dari orang-orang Bumi?” Musa mengatakan bahwa ia adalah satu-satunya nabi di bumi pada saat itu. Tapi Allah mengungkapkan kepadanya bahwa ada seseorang yang tahu lebih dari dia tentang hal-hal tertentu yakni Nabi Khidr. Akhirnya Nabi Musa melakukan perjalanan mencari Nabi Khidr untuk belajar kebijaksanaan dengannya. Namun, pada akhirnya Nabi Musa gagal memperolehnya. Hal tersebut cara Allah menegur Nabi Musa agar rendah hati dalam memiliki ilmu.

“ Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. “(QS. Al Kahfi: 65)

“Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (QS. Al Kahfi: 66)

“ Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku. “(QS. Al Kahfi: 67)

“ Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS. Al Kahfi: 68)

“ Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun”. (QS. Al Kahfi: 69)

“ Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu”. (QS. Al Kahfi: 70)

“ Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: “Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan enumpangnya?” Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar. (QS. Al Kahfi: 71)

“ Dia (Khidhr) berkata: “Bukankah aku telah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku”. (QS. Al Kahfi: 72)

“ Musa berkata: “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”. (QS. Al Kahfi: 73)

“ Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar”. (QS. Al Kahfi: 74)\

“ Khidhr berkata: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?” (QS. Al Kahfi: 75)

“ Musa berkata: “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku”. (QS. Al Kahfi: 76)

“ Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: “Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu”.(QS. Al Kahfi: 77)

“ Khidhr berkata: “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. “(QS. Al Kahfi: 78)

“Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. “(QS. Al Kahfi: 79)

“ Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mu’min, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. “(QS. Al Kahfi: 80)

“ Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). “(QS. Al Kahfi:81)

“ Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”.(QS. Al Kahfi: 82)

Hikmah kisah ini bahwa Allah akan memberikan ujian kepada orang yang memiliki ilmu pengetahunan, apakah ia sombong atau tidak.

4. Dzul Qarnain
Dalam surat al kahfi, Allah menyebutkan kisah seorang raja besar yang diberi pengetahuan dan kekuasaan. Ia menjadi raja yang suka bepergian jauh untuk membantu oranglain dan menyebarkan semua hal-hal yang baik. Dia mampu mengatasi masalah Yaju-Majuj dengan membangun bendungan besar yang dibantu orang-orang yang ia bahkan tidak tahu tentangnya.

“ Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: `Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya`. Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu. Maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: `Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka`. Berkata Dzulqarnain: `Adapun orang yang aniaya maka kami kelak akan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami`.Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu. Demikianlah. Dan sesungguhnya ilmu kami meliputi segala apa yang ada padanya.Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.Mereka berkata: `Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Yajuj dan Majuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara mereka?`. Dzulqarnain berkata: `Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, Berilah aku potongan-potongan besi`. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: `Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain berkata: `Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar`. Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. “(QS. Al Kahfi: 83-99)

Hikmah kisah ini mengajarkan bahwa Allah senantiasa menguji hamba-hamba-Nya yang memegang kekuasaan, apakah ia amanah ataukah tidak.

Nah, itulah rahasia-rahasia tentang kisah-kisah penuh hikmah yang terdapat dalam surat Al-Kahfi.Waallahu’alam

0 Response to "Rahasia Quran Surat Al-Kahfi"

.

Total Pageviews

Chat

langganan

Untuk berlangganan artikel, masukan email anda: amal agama